beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Nawanua, Negeri Tua Kakaskasen (5)

Oleh: Adrianus Kojongian (adrianuskojongian.blogspot.co.id)

Donny Turang 22 December 2016, 02:06


SITUS TERSISA

Kini Nawanua, negeri yang ditinggalkan di tahun 1845 itu tinggal menyisakan sekitar 12 waruga berukuran sedang dan kecil. Juga sisa-sisa parit dan mataair Kinaskas di sebelah barat kumpulan waruganya. Mata air Kinaskas tersebut menjadi sumber tercetusnya nama Kakaskasen oleh leluhurnya bernama Makiohlor beberapa abad sebelumnya Nama yang baru diukir kemudian. *) Terakhir dilihat, kesemua waruga tersebut tampak tidak terawat, terkecuali dua waruga yang sering dikunjungi para tonaas. Semak-belukar menyembunyikan waruga-waruga tersebut dari penglihatan. Menurut Frans Sangi, warga dari Kelurahan Kamasi, salah satu waruga tersebut adalah kubur dari leluhurnya bernama Tumalun yang peninggalannya berupa senjata bermata tiga berada di tangannya. Tumalun dikenal sebagai tokoh legendaris Tomohon yang mengayau kepala Malonda, raksasa dari Pareipei Remboken. Tombak itulah yang konon digunakan Tumalun menombak kaki Malonda dari Pareipei, kemudian mengayaunya.

Perkiraan warga sekitarnya, selain sekitar duabelasan waruga yang ada sekarang, kompleks Nawanua yang dulunya dipagari dengan benteng bambu berduri, masih memendam puluhan waruga lainnya. Rata-rata waruga di tempat ini pun hanya menampak penutup, dengan badannya masih tertimbun.

Sebelumnya, di Nawanua di Kakaskasen I dan Nawanua kedua di Kakaskasen III berada waruga-waruga berukuran cukup besar dari enam orang tonaas Tombulu asal Kakaskasen terkenal. Mereka adalah: Worang, Pinontoan, Kalalo, Lasut, Mandagi dan Rumondor. Masa Gubernur Worang tahun 1972, waruga-waruga tersebut dipindah ke lokasi di pertigaan Kakaskasen III, di pinggir ruas Kakaskasen-Wailan-Kayawu.

Pemindahan waruga yang berat tersebut dilakukan secara adat tradisi, setelah tali kapal gagal digunakan. Justru, tali buluh teling muda mampu melakukannya. Yang tersisa sekarang di Nawanua Kakaskasen I hanya beberapa waruga. Antaranya waruga Tonaas Ruru, alias Rurugala, pendiri Kakaskasen Nawale, di dekat kantor Kelurahan Kakaskasen I.

Tonaas Ruru sering disamakan sebagai Ruru Ares, salah seorang tokoh pendiri Ares, meski ada versi sebagai tokoh-tokoh berbeda. Di Nawanua Kakaskasen III ada pula lokasi bukit bernama Wuntu yang dikisahkan timbul dari pencacahan yang dilakukan Akha um Banua (Kolano, Kalaw Witi atau Kepala Pakasaan) Kakaskasen. Karena penduduk tumbuh pesat, untuk menghitung ia menyuruh semua masyarakat, baik tua mau pun muda menggenggam sekepal tanah yang kemudian dikumpul sehingga kemudian menjadi bukit kecil.

Kisah Wuntu hampir identik dengan tokoh Makiohlor (Ohlor atau Kiohlor) dalam cerita Zendeling Nicolaas Wilken, berkaitan foso Mengelur memerangi jin penyebab malapetaka. Setelah daun beringin dipetik habis dan semut diambil, ternyata penduduk masih banyak. Maka, mereka disuruh Makiohlor mengambil tanah, yang kemudian terbentuk satu gunung kecil.

Di Nawanua pun berada Watu Pahsaruan ne Wuri, petilasan Wuri Muda, seorang tokoh mitos Minahasa yang dikenal sakti serta ditutur dapat menghilang. Ada mempercayai ia dikuburkan di tempat ini. Lokasinya sangat sering didatangi orang-orang tertentu untuk meminta berkah dan ilmu.

Agak ke timur Nawanua, kini masuk Kelurahan Kakaskasen berada Watu Pasuwengan, tempat penduduk Kakaskasen dulu menggelar upacara-upacara foso dan member sesembahan. Lokasi ini pun dihadiskan sebagai tempat Dotu Toar dilahirkan. Sebagian kompleks Watu Pasuwengan sekarang menjadi Auditorium Bukit Inspirasi milik GMIM. Disumbangkan pemiliknya Hans Pandelaki, mantan Menteri Negara Bidang Keuangan tahun 1964-1965.

Sekarang, kompleks Nawanua Kakaskasen mulai dirambahi perumahan penduduk. Apalagi sejak Jalan Lingkar Barat Tomohon dibangun melewatinya. Di dekatnya pula berada biara suster pertapa kontemplatif Ordo Karmelit tak berkasut (OCD) yang berdiri sejak Mei 1949 bernama Santa Theresia.***

*). Foto: Didi Sigar, Jootje Umboh dan Bode Talumewo.

PUSTAKA

Adrianus Kojongian, buku �Tomohon Kotaku� 2005.



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial