beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Nawanua, Negeri Tua Kakaskasen (1)

Oleh: Adrianus Kojongian (adrianuskojongian.blogspot.co.id)

Donny Turang 22 December 2016, 01:53


HAMPIR tiap kota dan desa/kelurahan di Tanah Minahasa memiliki negeri-negeri tua. Begitu pun dengan Kakaskasen, kini empat kelurahan bagian dari Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon.

Negeri tuanya yang disebut dengan nama Nawanua, atau Nimawale atau Nawale atau Nimawanua, dan sebelumnya lagi Maiesu (Meyesu), dari tradisi-tradisi setempat dipercaya menjadi awal dari pengembangan dan penyebaran penduduk Tombulu.

Begitu pun ibukota Pakasaan, Balak (kemudian Distrik) Kakaskasen sempat bertempat di situ, sebelum dipindah ke Kali dan terakhir Lota, sekarang di Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Bekas Distrik Kakaskasen baru dihapus tahun 1908.

Nawanua Kakaskasen sempat berpindah dua kali, setelah konsentrasi penduduk Tombulu di Maiesu, Kinilow tua, mulai pecah dan berpencar di masa akhir pemerintahan Tonaas Makiohlor (Makiohloz, Ohlor).

Tonaas Ruru keluar dari Maiesu dan mendirikan Nawanua Kakaskasen pertama (kini masuk Kelurahan Kakaskasen I). Nawanua diperkirakan mencakup hingga ke Nawale Kinilow, di bagian bernama Lewet, sekitar 2 kilometer baratdaya Kinilow. Nawale atau Nawanua Kakaskasen-Kinilow berperan sebagai pusat pemerintahan Pakasaan Kakaskasen sampai Spanyol lalu Belanda berkuasa di Tanah Minahasa.

Saat padri Fransiskan Blas Palomino berkunjung di bulan April 1619, ibukotanya disebut telah berada di Kali, dengan kepala pakasaan yang ditulisnya sebagai raja bernama Bungkar atau Wongkar atau Wangkar.

Masa itu, nama Kakaskasen sudah lazim dipakai, seperti telah dicatat Padri Palomino tahun 1619 itu sebagai Cascasse. Sama dilafalkan Gubernur Maluku di Ternate Dr.Robertus Padtbrugge tahun 1682. Padtbrugge malah mencatatkan penduduk Kakaskasen sebanyak 100 awu atau sekitar 500 jiwa. Banding penduduk Tomohon (bersama Kamasi dan Talete) 880 awu (4.400 jiwa), (bersambung)



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial