beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Sarongsong, Negeri Legenda yang Hilang (3)

Oleh: Adrianus Kojongian (adrianuskojongian.blogspot.co.id)

Donny Turang 13 December 2016, 14:58


Kapitein Mandagi merupakan salah seorang wakil dari Mayoor Waworuntu, yang memimpin pasukan Tulungan berasal Balak Sarongsong. Kuburnya sekarang berada di dekat Gereja Katolik Sarongsong. Selain itu, ada versi cerita, negeri Pinangkeian dan Koror, telah sejak awal berdiri terpisah dengan Tulau. Kedua negeri ini merupakan negeri-negeri awal Sarongsong. Ada juga kontroversi berapa negeri yang membentuk Sarongsong baru di tahun 1845.

Pendapat lain mengungkap ketika itu Sarongsong terbangun dari tujuh negeri sebagai ibukota, yakni: Pinangkeian, Tumatangtang, Koror, Lansot, Regesan, Wuwuk dan Kapoya. Namun, Arie Mandagi, mantan Hukum Besar Tomohon dan Wakil Kepala Daerah Minahasa (KDM) masa Permesta menyebut negeri Kapoya dan Wuwuk, adalah negeri yang didirikan orang Sarongsong di wilayah Tontemboan, yang kemudian digabungkan ke Distrik Kawangkoan dan Rumoong. Kapoya belakangan masuk Kecamatan Tareran.

Dan setelah Minahasa Selatan berbentuk Kabupaten menjadi desa di Kecamatan Suluun-Tareran. Sementara Wuwuk masuk Kecamatan Tareran. Dr. Pieter Bleeker dalam buku Reis door de Minahassa en den Molukschen Archipel (1856) mengungkap di akhir tahun 1852, Distrik Sarongsong dibentuk oleh negeri Pinangkeian (berpenduduk 244 jiwa), Tumatangtang (140), Koror (146), Lansot (136), Regesan (139), Wuwuk (ditulis Wiwoek, 142), dan Kapoya (132). Negeri lain dalam Distrik Sarongsong adalah Lahendong (421 jiwa), Tondangow (219), Pinaras (209) dan Rambunan (192).

Belakangan nanti pemukim dari Sarongsong mendirikan Sawangan. Wuwuk sendiri dari catatan Dr.Bleeker (ditulis Woewoek) berbeda dengan Wiwuk Sarongsong, masuk Distrik Kawangkoan. Yang pertama hilang adalah Kapoya, Wuwuk dan Regesan, karena namanya tidak disebut lagi oleh Nicolaas Graafland dalam bukunya �Inilah Kitab Deri Hal Tanah Minahasa� di tahun 1874. Penghapusan besar-besaran terjadi di tahun 1881 ketika Distrik Sarongsong dihilangkan, digabung Tomohon. Bekas ibukotanya tinggal tersisa negeri Tumatangtang dan Lansot. Kapoya dan Koror digabung dengan Tumatangtang, sementara Pinangkeian digabung ke Lansot.

Tinggalan kota tua Sarongsong masih cukup banyak. Di Amian-Nimawanua yang bersambungan dengan Tulau berada kumpulan waruga. Di tahun 2000 ada sebanyak 39 buah waruga dalam kondisi yang terlantar dan rusak parah, karena penutupnya rata- rata sudah dibuka, diambil isinya. Di sini, hingga tahun 1985 banyak ditemukan sisa porselin, termasuk gerabah lokal. Bahkan juga sering ditemukan pakureen, berisi kerangka bayi dan anak-anak. Tokoh penting yang diwarugakan di Amian-Nimawanua dikenal antaranya Sumendap bersama anaknya yang juga bernama Sumendap. Begitu juga Lontoh Tuunan Mandagi dan anak serta penggantinya Hukum Mayoor Rondonuwu serta cucunya Mayoor Tongkotou dihadis diwarugakan di situ. Sayang sekali, sejak tahun 2009 waruga- waruga tua Sarongsong di Amian-Nimawanua semakin hancur. (bersambung)

foto caption: Majoor Herman Carl Wawo Roentoe



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial