beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Asal Muasal Tou Minahasa di Tombulu (Tomohon) (1)

mimaesaantumbulusulut.blogspot.co.id

Donny Turang 1 February 2017, 15:03


DI JAMAN dahulu datang seseorang bernama Raema dari Negeri Mongol menuju Malesung beserta dengan kedua putera-puterinya. Kedatangan mereka melalui utara tanah Minahasa yakni Philipina dan Sangihe Talaud dan sampai melalui pantai barat Minahasa. Kedatangan mereka dengan dikawal oleh seseorang pengawal yang membantu dalam perjalanan menuju Malesung. Sampai di daratan pantai barat Malesung akhirnya Raema menyuruh kedua putera-puterinya segera mengambil pasir dan menggenggamnya. Kedua putera-puterinya berlutut di hadapan Raema dan akhirnya dengan dibantu oleh seorang pengawalnya mengambil dua batang pohon yakni dari pohon tawaang sondang yang menyimbolkan dari kedua putera-puterinya tersebut dan Raema meletakan di atas kepala mereka lalu berdoa kepada Sang Pencipta (Opo Empung) bahwa agar kedua putera-puterinya dapat di terima dan diijinkan masuk dan menempati tanah Malesung.

Dengan ijin Opo Empung akhirnya mereka sampai di sekitar lereng Gunung Lokon dan mereka melanjutkan perjalanan menuju ke gunung yang satu yang hanya bersebelahan dengan bimbingan Opo Empung hingga sampai dipuncaknya mereka sempat tinggal di sana dalam beberapa waktu.

Dari atas puncak gunung inilah mereka dapat melihat dan mencermati negeri yang baru itu mulai dari utara sampai ke selatan dan akhirnya mereka menamai negeri itu dengan Malesung karena bentuknya seperti lesung.

Pada suatu hari akhirnya Raema memanggil dari kedua putera-puterinya itu dan membicarakan rencana sesuai apa ilham yang di dapatkan atau petunjuk Sang Pencipta yang mereka sebut Opo Empung bahwa mereka harus mempunyai keturunan dan diberitahu kepada putera-puterinya bilamana mereka harus berjalan menyusuri tanah Malesung tersebut dengan membawa masing-masing dari kedua batang tawaang sondang tersebut dan bilamana salah satu batang tawaang sondang tersebut menjadi panjang serta akhirnya kedua batang tawaang sudah menjadi tidak sama panjang lagi maka mereka harus berganti nama dan menjadi sepasang kekasih sebagai suami istri agar bisa mendapatkan keturunan, demikian juga dengan Raema pada saat itu namanya dipanggil Karema asal kata Karengan artinya dialah yang tua dan yang teratas dari kedua putra-putrinya.

Setelah mendengar amanah dari Raema maka akhirnya mereka diperintahkan yang putera menuju ke arah selatan dan yang puteri berjalan menuju utara dari tanah Malesung ini. Menjelang beberapa waktu akhirnya putera-puterinya bertemu kembali di wilayah yang di namakan Mayesu dan mereka melihat bahwa sebatang pohon dari tawaang sondang sebagai tongkat yang di bawahnya salah satunya telah menjadi panjang, akhirnya kedua batang yang dijadikan tongkat ternyata sudah tidak sama panjang lagi. Dari peritiwa itulah maka Raema mengganti nama mereka demikian juga nama dari Raema dipanggil menjadi Karema dan saat itulah Karema memanggil nama puteranya sebagai Toar dan yang puterinya sebagai Lumimuut, (bersambung)



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial