Aku Jujur, Kamu?
Donny Turang 9 November 2016, 04:53JAKARTA, beritanusantara.co.id - Pemuda berpenampilan sederhana dan apa adanya itu seperti membalikkan semua prasangka. Di dekat halte Transjakarta Cililitan, dia menolak menerima selembar uang pecahan seratus ribu, meski dipaksa oleh seseorang yang mengaku menemukan uang itu.
�Bukan, Mas. Itu bukan uang saya. Saya tidak mau menerima,� kata Wendi, pemuda tersebut.
Tanpa sadar bahwa dirinya berada dalam sorot kamera tersembunyi, Wendi tak mau bersikap seolah-olah uang itu miliknya. Padahal bagi pedagang bubur di kawasan Taman Intirub Jakarta, tersebut, uang itu sangat bernilai. Bahkan Wendi mengaku, memiliki uang seratus ribuan pun teramat jarang baginya.
Menurut Wendi, jujur adalah amanat orang tua. Itu sebabnya, dia berkeyakinan, bahwa dalam kondisi apapun, dia harus mengutamakan kejujuran. �Belajar jujur juga dari hidup ini. Saya kalau nemu barang, misalnya rokok yang ketinggalan di warung, ya saya simpen dan dikasih lagi sama yang punya,� ujar pemuda asal Pemalang, yang baru dua bulan tinggal di Jakarta.
Wendi adalah satu dari sekian orang yang menjadi target tim �Aku Jujur, Kamu?� (AJK). Dalam program reality show yang diproduksi KPK tersebut, kejujuran mereka diuji oleh agen kejujuran. Tanpa disadari oleh para target, agen kejujuran berperan menguji, sejauh mana tingkat kejujuran mereka. Dipandu Aditya sebagai host, reality show tersebut kemudian ditayangkan melalui KanalKPK TV dengan durasi sekitar delapan menit.
Menurut Ketua KPK Agus Rahardjo, program AJK merupakan bagian dari program pencegahan korupsi, yakni dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran. Melalui program tersebut, KPK berusaha mencari orang-orang yang berperilaku jujur dan kemudian membingkainya sebagai pesan keteladanan. Di tengah maraknya anggapan bahwa kejujuran sudah semakin langka, program tersebut juga membuktikan bahwa masih banyak orang baik dan bersikap jujur.
�Kondisi ini menumbuhkan optimisme bagi kita semua, bahwa kejujuran itu masih ada,� lanjut Agus.
Melalui program itu pula, imbuh Agus, KPK berusaha membangun kepedulian dan kejujuran pada masyarakat. Kondisi tersebut bisa dibangun, sebab program ini juga menayangkan, orang-orang yang juga bersikap tidak jujur. Dengan demikian, pada saat bersamaan, akan tumbuh pula budaya malu pada masyarakat jika bersikap tidak jujur.
KPK berharap, dengan semakin banyak orang menonton program tersebut, akan semakin banyak masyarakat tergugah dan meniru kejujuran. Dan kalau virus kejujuran sudah menular pada banyak orang, maka Indonesia akan dipenuhi oleh orang-orang jujur. Kondisi ini, lanjut Agus, bisa menjadi benteng terhadap maraknya perilaku koruptif di masyarakat.
Baca laporan selengkapnya di Majalah Integrito Edisi 53/2016 http://acch.kpk.go.id/tema/-/blogs/integrito-menguji-kejujuran-menggugah-kepedulian
Sumber: kpk.go.id