Pariwisata Tomohon Bergerak ke Level International
Walikota: Ripparda 15 Tahun Bakal Kurangi Angka Kemiskinan
Donny Turang 3 October 2016, 09:36TOMOHON, beritanusantara.co.id - Walikota Tomohon, Jimmy Feidie Eman mengatakan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) Kota Tomohon, merupakan dokumen pembangunan pariwisata 15 tahun. Pembangunan ini meliputi destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata dan industri pariwisata. Serta menyangkut kelembagaan pariwisata yang memiliki visi terwujudnya pariwisata alam, budaya, religi, pendidikan dan masyarakat yang berkualitas dan berkelanjutan serta memiliki daya saing dalam mewujudkan Kota Tomohon sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia, bahkan dunia.
"Kota Tomohon yang saat ini bergerak ke level internasional akan secara intensif melakukan evaluasi dan peningkatan kualitas serta kuantitas, terhadap destinasi pariwisata yang memiliki keragaman daya tarik berdasarkan potensi lokal. Termasuk peningkatan pemasaran pariwisata dengan menggunakan berbagai media secara efektif, efisien dan bertanggung jawab," jelas Jimmy saat memberikan sambutan pada Rapat Paripurna DPRD Kota Tomohon tentang Pemandangan Umum Fraksi terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Rippada dan Ranperda Kawasan Tanpa Rokok, Senin 03 Okt
ber 2016. Rapat Paripurna ini dipimpin Ketua DPRD Kota Tomohon Miky Junita Linda Wenur didampingi Wakil Ketua, Carol Joram Azahrias Senduk dan Youddy Yan Yoppy Moningka.
Nantinya, Jimmy melanjutkan, kan sangat jelas industri pariwisata di Kota Tomohon ampu menggerakkan perekonomian daerah yang didukung dengan kelembagaan dan tata kelola pariwisata yang bersinergi dengan pembangunan, fasilitas pendukung pariwisata yang handal, sSmber dDya mMnusia (SDM)pariwisata yang profesional, serta peningkatan peran serta masyarakat dalam menghadapai Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).
"Pergerakan sektor wisata ini, akan terus memacu Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan produk domestik regional bruto serta pendapatan perkapita masyarakat termasuk pengurangan kemiskinan di Kota Tomohon dalam jangka waktu pencapaian rRiparda selang 15 tahun kedepan.," harap Jimmy, seraya menambahkan, peningkatan pembangunan dbiang pariwisata juga berkaitan erat pengan bidang lainnya, seperti kesehatan dan lingkungan.
ANTISIPASI
Terpisah sejumlah elemen masyarakat Kota Tomohon, meminta agar pemerintah benar-benar merumuskan seluruh regulasi kepariwisataan dengan filosofi dan tujuan bagi publik. Artinya, publik yang benar-benar rakyat kecil pemilik tanah. Bukan publik pemilik modal alias pengusaha. "Kota Tomohon menjadi destinasi pariwisata nasional bahkan international, sangat kami dukung. Namun, di sini pemerintah juga harus melihat dan mengantisipasi terjadinya alih fungsi lahan. Misalnya lahan pertanian hortikultura yang kini mulai menjadi milik kaum bermodal," ujar Leonard Eduard dan Gerhan Daniel, warga Tomohon Timur.
Beralihnya kepemilikan lahan, Leonard menambahkan, tentunya bakal berimbas pada perekonomian keluarga, kelurahan, kecamatan bahkan pada tingkatan kota. "Hortikuktura telah menjadikan masyarakat di Rurukan dan Kumelembuai sejahtera. Tapi bagaimana jika lahan pertanian mulai beralih tangan ke kaum pemilik modal? Tentu ada konsekwensinya. Apakah masyarakat yang dulu makmur dengan hasil panen hortikultura, ke depan tinggal menjadi karyawan restoran, resort atau hotel yang dibangun kaum berduit? Konsekwensinya sangat akan berdampak baik secara psikologis maupun ekonomi," paparnya.
Fenomena ini, Leonard dan Gerhan melanjutkan tentunya cepat atau lambat bakal terjadi. Di sinilah peran pemerintah guna menyiapkan masyarakat agar dapat menerima perubahan akibat derasnya promosi pariwisata dan gelombang investor ke Kota Tomohon. "Masyarakat harus disiapkan menghadapi dunia pariwisata. Ini agar mereka tidak menjadi penonton di rumah sendiri," ujar keduanya. (donny)