Soal Penghematan, Presiden RI: Geser Belanja Barang dan Aparatur Untuk Belanja Modal
Donny Turang 5 April 2017, 15:28Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai menerima kunjungan Presiden Afghanistan Mohammad Ashraf Ghani, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4) sore. (Foto: Rahmat/Humas Setkab)
JAKARTA, beritanusantara.co.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, perintahnya agar semua kementerian/lembaga (K/L) melakukan penghematan besar-besaran sebenarnya tidak disampaikan pada tahun ini saja. Pada anggaran tahun lalu pun, perintah tersebut juga sudah pernah disampaikannya.
�Agar apa? Agar supaya belanja modalnya bisa lebih besar,� kata Presiden Jokowi menjawab pertanyaan wartawan usai bersama Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melakukan konperensi pers bersama usai keduanya memimpin pertemuan bilateral delegasi kedua negara, di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (5/4) sore.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, saat memberikan pengantar pada sidang kabinet paripurna, di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/4), Presiden Jokowi meminta dilakukan penghematan besar-besaran di seluruh K/L.
�Saya kira banyak sekali biaya-biaya yang bisa dipotong, banyak sekali biaya-biaya yang bisa dihemat, dan itu bisa dilarikan pada belanja modal. Lihatlah lagi yang 2017 maupun nanti yang 2018,� pinta Presiden Jokowi saat itu.
Mengenai penghematan besar-besaran itu, Presiden menjelaskan, yang dilakukan adalah menggeser belanja barang, belaran aparatur untuk masuk kepada belanja modal, sehingga belanja pembangunan, belanja yang bisa dirasakan oleh rakyat itu bisa lebih besar.
�Oleh sebab itu, saya kemarin memerintahkan kepada seluruh menteri dan lembaga untuk dicek satu per satu secara detil di satuan 3 (tiga_-nya, mana yang kira-kiranya rutinistas, mana yang kiranya yang tidak bermanfaat langsung coret masukan ke belanja modal,� terang Presiden.
Ditambahkan Presiden, silakan belanja modal itu digunakan juga di kementerian itu bukan digeser ke kementerian lain, tapi ia minta masuk ke belanja modal. (bentara)