Perajin Bambu di Sangihe Terabaikan
Donny Turang 9 March 2017, 11:06KERAJINAN - Salah satu produk kerajinan bambu batik yang dijual di salah satu emperan pertokoan yang ada di 'Kota' Tahuna Kabupaten Sangihe. Pera perajian dan pedagang bambu batik ini meminta pemerintah dapat menyediakan tempat yang lebih representatif bagi mereka. (Foto: tentinus sakendatu/beritanusantara.co.id)
SANGIHE, beritanusantara.co.id - Sangat memiriskan nasib para penjual kerajinan bambu batik di Kabupaten Sangihe. Para perajin yang membuat bambu menjadi meubel seperti kursi dan tempat tidur, sudah puluhan tahun belum difasilitasi Pemerintah Kabupaten Sangihe. Hasil karya mereka hanya dipajang di emperan toko yang ada di pusat kota Tahuna.
Para perajin dan pedagang perabotan dari bambu ini kebanyakan dari luar kota Tahuna, harus rela diterpa hujan dan panas ketika memajang hasil karya mereka yang terbilang laris manis bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara, di kompleks Pelabuhan Tua Tahuna.
�Sudah puluhan tahun, kami berjualan di emperan toko. Sebab, pemerintah belum menyiapkan lokasi khusus yang representatif bagi kami menjual kerajinan bambu ini,� kata salah satu penjual kepada beritanusantara.co.id.
Kerajinan bambu batik yang banyak diminati orang, tambah pedagang ini, parahnya lagi tidak diminati warga setempat, bahkan kalangan pejabat setempat. Agar barang dagangan bisa laku, para pedagang harus berlelah-lelah jalan kaki keliling �Kota� Tahuna.
�Tak jarang kami harus keliling jalan kaki, agar hasil karya kami laku terjual,� tambah pedagang lainnya.
Fenomena ini mengundang perhatian aktifis Organisasi Non Pemerintah (Ornop). Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kadadema, Marselm Pulumbara mendesak Pemerintah Kabupaten Sangihe agar dapat memberikan perhatian lebih serius kepada para perajin bambu batik. Alasannya, sudah menjadi kewajiban pemerintah setempat untuk menunjang produk lokasi, baik pemasaran maupun tempat berjualan. Apalagi produk bambu batik sangat dibangga-banggakan pada setiap ajang pameran baik lokal, nasional dan international. Bahkan Festival Sangihe, kerajinan bambu batik ini seakan menjadi ikon.
�Bambu batik kan selalu menjadi andalan pada setiap pameran. Jadi sangat memalukan ketika tempat berjualannya hanya di emperan toko. Kami minta Pemerintah Kabupaten Sangihe segera mencari lokasi bagi para perajin bambu batik ini,� tegasnya. (tentinus sakendatu)