Tiga Lukisan yang Menasihati Koruptor
Donny Turang 24 August 2016, 04:17JAKARTA, beritanusantara.co.id - Seorang bocah dengan seragam sekolah dasarnya yang tercabik, berusaha mempertahankan Sang Merah Putih dari terjangan ular-ular berbisa. Bocah belia itu dipersonifikasikan sebagai simbol dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ia harus berusaha keras menyelamatkan Indonesia dari rongrongan koruptor.
�Kami titip Indonesia pada kerja-kerja KPK. Semoga perjuangan KPK akan terus istiqomah karena banyak diharapkan masyarakat,� ujar Ketua Dewan Majelis Adz Dzikro Nuur Qulub Indonesia Heri Subagyo.
Heri menambahkan, aksi ini sebagai momentum untuk mengajak kembali kepada masyarakat untuk bersama-sama menjaga identitas dan karakter bangsa. Menurutnya, bangsa ini sudah kehilangan karakter dan jati diri. Para koruptor sudah melupakan bangsanya dengan memperkaya diri sendiri tidak melihat nasib rakyat.
Majelis dzikir ini dan Komunitas Perupa Kota Tua berkolaborasi dalam mempersembahkan karya lukis untuk KPK. Ada tiga seniman yang Senin (15/8) itu melukis di pelataran Gedung KPK, Jakarta. Selain karya tadi, ada pula lukisan lima hanoman dengan mata melotot seperti siap mau menyerang. Kelima mewakili kelima pimpinan KPK yang diharapkan memiliki jiwa ksatria dan pemberani dalam melawan kebatilan.
Lukisan terakhir, memperlihatkan wajah seorang manusia tanpa indera mata, hidung, mulut dan telinga. Sang pelukis, Agusugih sengaja menganalogikan koruptor dengan sosok yang buta, tuli dan tak berperasaan. Kerah baju bermotif kotak-kotak, seolah menyiratkan cengkeraman kepentingan kelompok si koruptor. Yang terlihat di wajahnya hanya penggalan puisi PDS HB Jassin berjudul �Negeriku�
Singa-singa berkumpul
Mereka diam menunggu mangsa
Kuda-kuda bergerombol
Mereka dijerat
Dan dijadikan penarik beban
�Koruptor memang apatis, tidak mau tahu terhadap nasib rakyat yang sengsara,� katanya.
Agus dan dua pelukis lain merasa tergerak ikut melukis untuk menyampaikan pesan terhadap koruptor. Ketiga lukisan tersebut kemudian diserahkan ke KPK agar dapat dilihat oleh tersangka-tersangka kasus korupsi yang sedang diperiksa. �Saya harap dengan melihat lukisan ini, nurani mereka tergerak,� ujarnya.
Sementara itu, Fungsional Biro Humas Zulkarnain Meinardy mengatakan mengapresiasi setiap dukungan masyarakat yang datang ke KPK. Partisipasi masyarakat dalam perjuangan pemberantasan korupsi, merupakan tingkat yang lebih tinggi dari kesadaran masyarakat terhadap bahaya korupsi.
�Setiap dukungan itu merupakan energi tersendiri bagi KPK dalam upaya menyebarluaskan semangat antikorupsi. Karena KPK tentu tak bisa sendiri dalam mengemban tugas besar ini,� ujar Zulkarnain. (tim bentara)