Barito Penyumbang Inflasi di Sulut
Donny Turang 20 February 2017, 14:56TONDANO, beritanusantara.co.id - Kelompok komoditi volatile food seperti bawang, rica/cabe, tomat (Barito) merupakan penyumbang inflasi di Sulut. Hal ini dikatakan Asisten II Setkab Minahasa Wilford Siagian, Senin (20/2) 2017. Malah, lanjut Wilford, dari Barito tersebut menyumbang deflasi -1,13 persen.
"Penyumbang inflasi di Sulut maupun Minahasa memang Barito, karena ini adalah bahan makanan yang paling banyak dicari masyarakat," ungkap Wilford.Tolak ukur inflasi di Indonesia ada di 82 kabupaten/kota. Sedangkan, sampel di Sulut diambil dari Kota Manado.
"Memang inflasi Sulut tahun 2016 terendah se-Indonesia sebesar 0,35 persen, kemudian penyumbangnya administer price. Administer price adalah harga komoditas yang ditentukan pemerintah pusat, misalnya BBM," tuturnya.
Dirinya mempertanyakan kenapa rica/cabe yang merupakan penyumbang deflasi, tetapi harganya masih mahal?"Disinyalir ada salah satu Kartel (mafia sembako) yang ada di Minahasa menjual cabe di daerah lain. Makanya harga cabe tinggi meskipun deflasi. Karena produk cabe di Minahasa malah dijual ke luar daerah,"terangnya.
Sesuai informasi, kalau produksi cabe di Minahasa sebenarnya harganya tidak demikian. Tapi karena disalurkan ke daerah lain, malah jadi mahal.Memang, kata dia, kelompok volatile food ini paling bergejolak jika harga naik turun (fluktuasi)."Untung saja sampai saat ini harga masih normal, malahan deflasi. Posisi tahun 2017 rica/cabe penyumbang deflasi tertinggi dari semua jenis makanan di Sulut maupun Minahasa," sampainya.(jeffree uno)