beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Kisah Henk Ngantung, Gubernur DKI Jakarta Non Muslim

Donny Turang 24 November 2016, 04:58


DAERAH Khusus Ibukota (DKI) Jakarta bukan hanya kali ini saja dipimpin oleh Gubernur yang non Muslim. DKI Jakarta selang 27 Agustus 1964 - 15 Juli 1965 pernah dipimpin Henk Ngantung, putera keturunan Minahasa (Manado Sulawesi Utara).

Sebelum diangkat menjadi Gubernur, Henk yang bernama lengkap Hendrik Hermanus Joel Ngantung, menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1960-1964.

Henk yang berprofesi sebagai seniman pelukis, diangkat Presiden RI, Soekarno untuk menggantikan Soemarno yang diangkat menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Pengangkatan Henk menjadi Gubernur, karena Soekarno ingin menjadikan Jakarta sebagai kota yang berbudaya.

Karya Henk, putera asal Tomohon, selama menjabat Gubernur antara lain, seperti Tugu Selamat Datang di Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan monumen Pembebasan Irian Barat.

Henk Ngantung yang beristeri Evie Mamesah wafat di Jakarta pada 12 Desember 1990, pada usia 70 tahun.

Sebagai pelukis tanpa pendidikan formal, Henk Ngantung bersama

Chairil Anwar dan Asrul Sani, ia ikut medirikan "Gelanggang". Henk juga pernah menjadi pengurus Lembaga Persahabatan Indonesia-Tiongkok 1955-1958.

Setelah tidak menjabat Gubernur,

Henk Ngantung tidak sekadar tinggal dalam kemiskinan hingga harus menjual rumah di pusat kota untuk pindah ke perkampungan.

Derita Henk Ngantung terus menerpa karena nyaris buta oleh serangan penyakit mata dan dicap sebagai pengikut Partai Komunis Indonesia tanpa pernah disidang, dipenjara, apalagi diadili hingga akhir hayatnya bulan Desember 1991. Henk Ngantung hingga akhir hayatnya tinggal di gang sempit namun lahan rumahnya cukup luas di jalan Waru, Cawang, Jakarta Timur.

Kesetiaan Henk melukis terus berlanjut meski dia digerogoti penyakit jantung dan glaukoma yang membuat mata kanan buta dan mata kiri hanya berfungsi 30 persen. Pada akhir 1980-an, dia melukis dengan wajah nyaris melekat di kanvas dan harus dibantu kaca pembesar. Sebulan sebelum wafat, saat ia dalam keadaan sakit-sakitan, pengusaha Ciputra memberanikan diri mensponsori pameran pertama dan terakhir Henk. (donny)

Sumber: republika.co.id/wikipedia.org



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial