beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Aksi-Aksi Pilot PRRI Permesta (3)

Allen Pope dan Harry Rantung

Donny Turang 4 September 2016, 03:41


Burung AUREV Dari Miami

PILOT CIA yang satu inilah yang lebih dikenal terkait Pemberontakan Permesta melalui peristiwa yang dianggap penting bagi perjalanan hubungan Indonesia � Amerika Serikat. Allen Pope sendiri adalah rekan William Beale di mana keduanya bergabung dengan AUREV. Allen Pope sendiri sering dijadikan contoh nyata berbagai skenario keterlibatan CIA dalam konflik politik di dunia. Peristiwa itu sendiri nyaris merenggut nyawanya serta sempat membuat kredibilitas Amerika Serikat menjadi taruhan di mata dunia.

Allen Pope terbang menyusul rekannya William Beale ke pangkalan udara milik Permesta, Mapanget dengan mendaratkan sebuah pesawat pembom Douglas B-26 Invader. Pada tanggal 27 April 1958, Allen Pope menjalankan misi pertamanya, berbarengan dengan misi ketiga rekannya William Beale dalam menjalankan sorti pengeboman. Pope menyerang Morotai (air support) beberapa jam sebelum unit amfibi Permesta mendarat untuk merebut Morotai. Sehari setelah itu, Pope juga bertanggung jawab atas tenggelamnya tiga buah kapal laut dagang; SS Aquila (Italia), SS Armonia (Yunani), dan SS Flying Lark (Panama). Tujuannya menyerang kapal-kapal itu adalah untuk melemahkan ekonomi Indonesia demi kepentingan Permesta. Kemudian ia melanjutkan pengeboman di Palu di mana ia berhasil menghancurkan 22 unit kendaraan yang sedang parkir.

Selain itu, Pope juga menyerang kapal patrol RI, KRI Intana, dan menewaskan 5 orang awak kapal dan melukai 23 lainnya. Donggala juga menjadi korbannya, ia menghancurkan sebuah kapal, sebuah gudang dan meluluh-lantakkan sebuah jembatan. Sebuah kapal dagang yang disulap oleh Pemerintah RI bernama Naiko juga tenggelam akibat serangannya pada 15 Mei 1958.

Lalu tiba pada hari naas si Tentara Bayaran bernama Allen Pope ini. Ia beserta Harry Rantung dengan B-26-nya jatuh oleh tembakan pesawat P-51 Mustang yang diterbangkan Kapten (Pnb) Ignatius Dewanto, seorang pilot yang disebut sebagi satu-satunya pilot tempur Indonesia yang berhasil menjatuhkan musuh.

Di hari pemboman Ambon itu, tepatnya pada 18 Mei 1958, Kapten Udara Ignatius Dewanto tengah bersiap untuk menerbangkan P-51 Mustang dari Apron Liang. Pagi itu, Ignatius mendapat misi penyerangan ke pangkalan udara Aurev (Angkatan Udara Revolusioner, AU Permesta) di Sulawesi Utara. Namun sebelum lepas landas menuju wilayah udara Manado, Ignatius Dewanto terpaksa terbang ke Ambon setelah tersiar bahwa kabar kota tersebut sedang di bom dari udara. (bersambung)



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial