beritanusantara.co.id   »   Nasional

Indonesia-Swedia MoU Kembangkan Listrik Energi Air dan Angin

Donny Turang 20 February 2017, 03:02


Pemerintah Indonesia dan Swedia menandatangani nota kesepahaman bersama (memorandum of understanding/MoU) untuk mengembangkan listrik energi terbarukan di Jakarta, Jumat 17 Februari 2017.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, kerjasama antara Indonesia-Swedia khusus mengembangkan listrik EBT tenaga air dan angin dengan nilai investasi belum dibicarakan.

�Nilai investasi belum dibicarakan sekarang. Mudah-mudahan dengan kerjasama ini bisa memberikan teknologi lebih advance. Diharapkan nanti tarif energi terbarukan angin dan air bisa lebih baik untuk Indonesia,� katanya.

Dia berharap, besaran bauran EBT di Indonesia sesuai dengan target tertera dalam kebijakan energi nasional. Dia bilang, pemanfaatan EBT akan disesuaikan dengan potensi daerah.

�Untuk daerah banyak gas besar, akan dorong pakai gas. Kalau ada daerah banyak sungai atau air terjun, coba pakai itu. Memang, kalau energi berbasis matahari mungkin Swedia tak terlalu,� katanya seraya bilang belum menentukan daerah sasaran. �Nanti kita cari tahu dimana saja.�

Lewat kesepakatan bilateral antarkedua negara itu, katanya, investasi Swedia dalam mengembangkan EBT di Indonesia bisa lebih meningkat. Ia bisa mendorong kerjasama bisnis antarkedua negara dalam mengerjakan proyek bersama, pembentukan joint venture company, pembiayaan dan asuransi proyek sektor EBT.

�Sekarang EBT bisnis dan teknologinya makin lama makin baik. Kalau teknologi lebih efesien, harusnya tarif bisa lebih murah,� katanya.

Nota kesepahaman ini berisi berbagai hal mendasar untuk pengembangan EBT seperti efisiensi dan konservasi energi, peningkatan kapasitas melalui kerjasama pendidikan dan pelatihan, juga kerjasama penelitian serta pengembangan EBT.

Sebelumnya dalam rilis diterima Mongabay, Wakil Menteri ESDM Archandra Tahar mengatakan, Pemerintah Indonesia berkomitmen 100% bahwa EBT bukan pilihan tetapi keharusan.

�Pada 2025, 23% penggunaan energi terbarukan di energy mix, kita sudah membuat rencana bertahap untuk mencapainya. Kerja sama ini upaya mewujudkannya.�

Menteri Koordinator Kebijakan dan Energi Swedia Ibrahim Baylan mengatakan, tujuan kebijakan energi adalah memastikan pasokan listrik industri dan rumah tangga tersedia dengan harga kompetitif, dengan dampak paling kecil terhadap lingkungan.

�Ini tujuan sama bagi Swedia dan Indonesia. Saya percaya kedua negara dapat bekerja sama,� ucap Baylan.

Pengembangan EBT sangat perlu untuk meminimalisir dampak perubahan iklim. Dia akan berbagi pengalaman dengan Indonesia dalam praktik.

Baylan mengatakan, Pemerintah Swedia jadi negara dengan pangsa pasar EBT terbesar di Uni Eropa. Harga EBT, relatif lebih murah dibandingkan negara lain.

Kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Swedia dalam mengembangkan EBT bukan hanya kali ini. Sebelumnya, pada 2013 kedua negara bikin program bernama Initiative for Sustainable Energy Solutions. Ia Centre for Excellence hasil bentukan dari lembaga kedua negara, yakni Dewan Energi Nasional (DEN) dan Swedish Energy Agency (SEA).

Tujuannya, berkolaborasi mengembangkan kekuatan kemampuan inovasi di sektor energi. Programnya, seperti peningkatan kapasitas, transfer teknologi, membangun kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan industri.

Kerjasama sedang berjalan ada beberapa program, misal, Sustainable Energy Solution for Balikpapan City, Payakumbuh Sustainable Waste Management ditambah Denpasar and Yogyakarta Landfill Project.

Pada 2015, kerjasama kedua negara berhasil membangun pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) kapasitas 50 KW di tempat pembuangan akhir (TPA) Kawatuna, Palu.

Sumber: mongabay.co.id



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial