beritanusantara.co.id   »   Olahraga

Tak Didukung Ortu, Dua Atlit Menembak Mundur

Ketua Harian: Kami sudah maksimal berbuat untuk atlit

Donny Turang 14 February 2017, 01:31


MANADO, beritanusantara.co.id - Dua atlit menembak Provinsi Sulawesi Utara menyatakan mengundurkan diri. Pengunduran diri sebagai atlit ini tertuang dalam surat tertanggal 23 Januari 2017 yang ditujukan kepada Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Sulawesi Utara dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulawesi Utara.

Surat pengunduran diri dua atlit menembak asal Kabupaten Minahasa Selatan ini, sudah direspons Ketua Umum Pengprov Perbakin Sulawesi Utara, Kombespol. Drs Hotman Simatupang, SH. melalui Rapat Pengurus Harian. Dengan berat hati, Hotman menerima keputusan pengunduran diri atlit ini.

Apalagi alasan pengunduran diri karena sudah tidak didukung orang tua. Di mana kedua atit yang masih berstatus pelajar ini akan berkonsentrasi menyelesaikan sekolah demi mengejar cita-cita.

Ketua Harian Pengprov Perbakin Sulawesi Utara, Stenly J Wuisang sangat menyesalkan keputusan atlit ini.

"Sungguh ironi. Karena orang tua atlit kedua atlit itu adalah Pengurus Perbakin baik di provinsi maupun di kabupaten. Perbakin Sulawesi Utara bahkan telah banyak berinvestasi mendukung kiprah kedua atlit hingga kejuaraan-kejuaraan bertaraf nasional," ucapnya.

Saat Rapat Kerja (Raker) Pengprov Perbakin Sulawesi Utara 05 Februari 2017 lalu, terungkap, orang tua - atlit yang mengundurkan diri - menjual senapan pribadi yang selalu digunakan sang atlit. Selanjutnya bermaksud meminjam senapan inventaris Pengprov untuk digunakan secara reguler dalam latihan.

Keinginan orang tua yang juga Pengurus Perbakin Minahasa Selatan ini tidak dikabulkan, mengingat jumlah yang terbatas dan selama ini digunakan untuk atlit-atlit yang terseleksi mengikuti pemusatan latihan kejuaraan-kejuaraan nasional (Kejurnas), termasuk Pekan Olahraga Nasional (PON) XI Jawa Barat, September 2016 lalu.

"Air Rifle Match harganya sangat mahal, mencapai Rp 60-70 juta per pucuk, perawatan dan biaya perbaikannya juga tidak murah. Itu mengapa digunakan secara khusus seperti yang sudah diatur dalam aturan pinjam pakai peralatan yang telah diputuskan dalam Rakerprov," jelas Sekretaris Umum Perbakin Sulawesi Utara Lendy Wangke.

Jika permintaan orang tua atlit ini disetujui Pengprov, Lendy mengatakan, maka Pengurus kabupaten/kota lainnya tidak akan setuju. Mengingat mereka saat ini tidak pernah melakukannya, bahkan mengupayakan sendiri pengadaannya, seperti Perbakin Tomohon yang baru saja mengupayakan pengadaan 2 unit Air Pistol Match melalui bantuan dari Pemerintah Kota Tomohon. Padahal kepengurusan Perbakin Tomohon ketika itu baru berjalan sekitar dua bulan.

Pengunduran atlit ini mendapat tanggapan dari Pengurus Kabupaten Minahasa Utara. "Ini adalah hal yang memalukan. Apalagi sampai melaporkannya ke KONI Provinsi, seolah tidak rela jika permohonan malah diterima oleh Pengprov. Kalau tidak rela, makanya berpikir bijak terlebih dahulu sebelum mengajukan pengunduran diri. Pengprov sudah banyak berbuat untuk atlit menembak Sulut, biaya pribadi demi menopang sang atlit sudah banyak dikeluarkan oleh Pengurus Perbakin Sulut, meski hasil yang dicapai tidak sebagaimana harapan," kata salah satu Pengurus Perbakin Kabupaten Minahasa Utara, seraya menambahkan pihak KONI Provinsi Sulawesi Utara justru mengembalikan persoalan ini ke Pengprov Perbakin Sulawesi Utara.

KONI menilai keputusan Pengprov Perbakin Sulawesi Utara sudah sesuai aturan dan etika. Orang tua tidak sepantasnya terlalu jauh bertindak untuk atlit. (donny)



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial