beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Mengenal (Sedikit) Raja-Raja Bolaang-Itang (3)

JELAJAH SEJARAH MANADO

Donny Turang 21 August 2016, 04:03


Oleh: Adrianus Kojongian

(adrianuskojongian.blogspot.com)

RAM SOEIT PONTO

Raja Ram Soeit Ponto adalah raja sangat terkenal dan paling lama memerintah dibanding raja lain dari Dinasti Ponto, bahkan rekor berkuasanya di zamannya mengalahkan sesama raja di Keresidenan Manado termasuk pula raja-raja lain di Indonesia.

Raja Ram yang dilahirkan tanggal 27 Januari 1864 menjabat sebelumnya sebagai Marsaole di Distrik Boenong. Ia naik tahta Bolaang-Itang menggantikan Bondji Ponto dengan meneken Akte van Verband di hari Senin tanggal 18 Februari 1907 di Bolaang-Itang. Pengukuhan Gubernur Jenderal Johannes Benedictus van Heutsz keluar dengan beslit 26 Juni 1907 nomor 33. Kontrak tambahan dibuatnya dengan Kontrolir Bolaang-Mongondow Abraham Coomans 20 Februari 1907.

Ram Soeit Ponto kemudian ditunjuk sebagai raja pertama (dan terakhir) dari kerajaan Kaidipang Besar di Boroko yang menggabungkan kerajaan Kaidipang dengan kerajaan Bolaang-Itang. Ia resmi ditabalkan sebagai Paduka Raja Kaidipang Besar tanggal 27 April 1913 dan dibeslit Gubernur Jenderal 31 Juli 1913.

Raja Ram meneruskan pembaruan yang dilakukan Raja Bondji. Areal persawahan di kerajaannya diperluas, sehingga terjadi surplus beras yang sangat mencukupi kebutuhan penduduk. Tahun 1929 ia membangun jembatan yang diberi nama Ponto untuk memperlancar perhubungan dari Labuhan Boroko dengan Bintauna. Putrinya Bua Juliana Ponto dikirimnya ke Bandung untuk belajar industri tenun modern selama satu tahun. Ketika kembali, tahun 1932 sang putri membuka sebuah Weefschool (Sekolah Tenun) di ibukota Kaidipang Besar Boroko.

Residen Manado dan pemerintah Hindia-Belanda di Batavia sangat memuji kepemimpinannya.Tahun 1928 Raja Ram Soeit Ponto dianugerahi bintang emas kecil (klein gouden ster). Kemudian bulan Juni 1937 bintang dengan derajat tertinggi yang biasa diberikan Gubernur Jenderal ketika itu, yakni bintang emas besar (Groote Gouden ster) sebagai penghargaan atas kesetiaan dan pengabdiannya.

Terakhir Raja Ram menjadi anggota Dewan Raja-Raja Bolaang-Mongondow di tahun 1948. Lalu ia membubarkan kerajaan Kaidipang Besar tanggal 7 Mei 1950, setelah berkuasa selama lebih 43 tahun. Hampir enam tahun sebagai Raja Bolaang-Itang, dan lebih 37 tahun sebagai Raja Kaidipang Besar. Tanggal 15 November 1954 di Labuan Boroko, mantan Raja Ram meninggal dunia dalam usia lebih 90 tahun, dengan sejumlah koran Belanda memuat beritanya. ***

SUMBER TULISAN

Coolhaas, Dr.W.Ph., Generale Missiven van Gouverneurs-Generaal en Raden aan Heren XVII. �s-Gravenhage, Martinus Nijhoff, 1960; dan dalam Historici nl..

Delpher Kranten.

Ensiklopedia Tou Manado.

Heeres, Jan Ernst, Frederik Willem Stapel, Corpus diplomaticum Neerlando-Indocum, vol.5, Martinus Nijhoff, �s-Gravenhage,1907.



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial