beritanusantara.co.id   »   Sejarah dan Budaya

Mengenal (Sedikit) Raja-Raja Bolaang-Itang (1)

JELAJAH SEJARAH MANADO

Donny Turang 21 August 2016, 03:48


Oleh: Adrianus Kojongian (adrianuskojongian.blogspot.co.id)

BOLAANG - Itang yang sekarang merupakan tiga kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, semula merupakan daerah bagian Kerajaan Kaidipang. Perjalanannya menjadi kerajaan sendiri harus melalui pertikaian panjang diantara para penguasanya dengan raja-raja Kaidipang.

Berawal dengan Linkakoa, atau Liunkakoa atau juga Sinkakoa. Dengan dukungan sekutu utama kerajaan Siau di Sangihe, penguasa Bolaang-Itang selang tahun 1670-1690-an itu dapat �memerdekakan� diri, sehingga Linkakoa yang bernama resmi Magdalena Linkakoa beroleh julukan Radja Parampoewan.

Sayang, kepemimpinan Raja Parampoewan Linkakoa tidak pernah tercatatkan dalam versi sejarah Bolaang-Itang termasuk Kaidipang yang ada sekarang. Begitu pun dengan Raja Mau-Bilang (baca: Mengenal (Beberapa) Raja Kaidipang).

Para pengganti Linkakoa dari keluarga Ponto terus berjuang untuk memisahkan diri dari Kaidipang. Terkenal kemudian Pangeran Claas Ponto yang menjabat Jogugu Bolaang-Itang di periode pemerintahan Raja Kaidipang Willem Korompot dan Albert Korompot. Meski sempat didamaikan Kompeni di Ternate, sengketa terus berlanjut, berbuntut saling melaporkan. Pangeran Class Ponto terakhir dilaporkan 30 Mei 1734 oleh Raja Albert Korompot pada Komisaris Maluku Johannes Bernard, namun dibantahnya dalam surat awal 1735.

Pertikaian dilaporkan masih berlangsung ketika Bolaang-Itang berada di bawah kepemimpinan Israel Ponto. Masa Israel Ponto, semakin kuat keinginan Bolaang-Itang menjadi kerajaan terpisah dengannya sebagai raja, seperti dicatat surat resmi Gubernur Jenderal Jacob Mossel 31 Desember 1757.

Baru tahun 1793, Kompeni Belanda mengambil kebijakan memisahkan Bolaang-Itang dengan Kaidipang, dengan mengangkat Salmon (Salomon) Ponto sebagai Raja Bolaang-Itang yang pertama (versi lain pemisahan ini justru terjadi di masa pemerintahan Inggris).

Salah seorang permaisuri Raja Salmon adalah Silagonda Jacobus, putri Raja Siau Ismail Jacobus. Anaknya Daud Ponto menggantikannya di Bolaang-Itang, sedang anak lainnya Nicolas Ponto diangkat menjadi Raja Siau di tahun 1839.

Raja Daud Ponto resmi naik tahta mengganti ayahnya Salmon sejak 31 Oktober 1832. Kontrak yang ditekennya dengan Residen Manado Albert Jacques Frederik Jansen yang mengunjungi Bolaang-Itang tanggal 24 Agustus 1857 telah mengakhiri pengangkatan raja baru secara adat seperti yang terjadi sebelumnya. Karena dengan perjanjian tersebut memberikan Belanda hak istimewa untuk menunjuk dan memberhentikan para Raja Bolaang-Itang.

Tambahan kontrak diteken Raja Daud Ponto 19 September 1859. Para mantrinya ikut bertanda adalah: Jogugu Togupas (Togupat), Marsaole Adam dan Binol, Walapulu Lesaro, Hukum Kolano, Sangaji Kadasinan, Kimalaha Milikolo serta Kapitan Raja Pahulij dan Openg. Bersambung



Berita Terkini

20 April 2017

Advertorial